Thursday, April 26, 2018

Inspirasi dari Durian "si buah Tropik"

#Belajar dari website disway.id


Mungkin hanya Buah Durian, tapi dari Jari seorang Dahlan Iskan, akan terbit tulisan yang "bernyawa". Tulisan yang meng"inspirasi" pembacanya. Tulisan itu ada di disway.id, pada tanggal 24 April 2018 kemarin, berjudul "Durian runtuh di Rumah Sebelah". "Bernyawa" itu, misalkan ada di bait ini, "Untuk Thailand: penjualan durian itu dilanjutkan. Selama tiga tahun ke depan. Senilai Rp 6 triliun. Atau tepatnya US 478 juta dolar. Begitu besar devisa dari durian. Belum dari buah tropik lainnya". 

 Ke"hebat"an seorang Dahlan Iskan lah, dengan luasnya wawasan, dan pengalaman hidup beliau yang berwarna, membuat tulisan mengenai durian, bisa menjelaskan sebuah potensi devisa, sebesar 478 juta dollar, bagi negara Thailand, untuk tiga tahun ke depan. Hanya dari Durian, belum buah tropik yang lain. Sementara negara Indonesia, adalah salah satu negara tropis terbesar, yang mesthinya bisa lebih menang dari "rumah sebelah". 

Membaca tulisan di atas, penulis jadi teringat, tulisan pak Dahlan Iskan, saat masih menjadi Menteri negara BUMN, dalam serial "Manufacturing Hope" (MH) 78, tanggal 20 Mei 2013, berjudul "Bantal Emas" dari negara tropik. Tulisan kemarin, dengan tulisan pak Dahlan Iskan 5 tahun yang lalu, masih senafas, masih "inline", masih sejalan. Semangatnya masih sama....

Tulisan beliau mengenai "Buah Tropik", bukan hanya sekali, bahkan sudah ada di MH ke 64, tanggal 10 Februari 2013, berjudul "Meninggalkan eksotisme menuju kekuatan tropikal". 

Ilustrasi MH ke 64 di KabarDahlanIskan.wordpress.com

Semangatnya masih sama, kita, negara Indonesia, salah satu negara tropik terbesar, harus mampu memanfaatkan potensi itu, termasuk dalam hubungan nya dengan negara Tiongkok. Kelebihan negara Indonesia, dibandingkan Tiongkok, adalah posisi sebagai negara Tropik itu. Dengan cara kita "menyerbu" negara Tiongkok, menggunakan "kekuatan tropikal". Yaitu Buah Tropik, salah satunya Durian, si "Bantal Emas" (Montong dalam bahasa Thailand berarti bantal emas).

Kalau si "Bantal Emas" bisa memberikan "Durian runtuh" bagi Thailand, kenapa Indonesia tidak bisa. Kalau Durian saja, bisa menghasilkan 2 Triliun Rupiah per tahun. Bayangkan nilai dari buah-buah Tropik yang lain. 

Dalam Tulisan kemarin, pak Dahlan Iskan juga menjelaskan, saat ini di Tiongkok, ada 300 juta orang kaya, yang takut gemuk, yang ingin sehat, yang kalau malam hanya mau makan buah. Buah. Buah. Dan buah. Buah yang paling eksotik adalah Buah Tropik. Buah yang bisa dihasilkan oleh negara Indonesia, tentu kalau sudah mau tahu caranya, dan kalau ingat bikin programnya.

Hal yang membuat teringat dengan "Revolusi Orange"  yang pernah dicanangkan pak Dahlan Iskan, saat masih menjabat Menteri negara BUMN, lima tahun yang lalu. "Revolusi Orange", sebuah revolusi untuk melawan Tiongkok, dengan memanfaatkan Tiongkok, dengan cara menyerbu pasar Tiongkok dengan "kekuatan tropikal". Membanjiri pasar Tiongkok dengan buah-buah Tropik, yang tidak bisa dihasilkan Tiongkok, buah-buah yang bisa dihasilkan oleh Indonesia, salah satu negara tropis terbesar. 

Lima tahun sudah berlalu, sejak "revolusi orange" dicanangkan. Entah gimana nasibnya, rasanya tidak pernah ter"ekspose" lagi oleh media. Andaikan lima tahun yang lalu, tetap konsisten dilaksanakan, mesthinya sekarang sudah memanen hasilnya, setidaknya PTPN yang melaksanakan sudah "berjaya" dan "memanen hasil"nya.

Kalaupun ternyata sudah "tinggal kenangan", barangkali saat nya kita mulai kembali mengingat "revolusi orange" itu, mencari tahu caranya, dan merintis kembali, Usaha untuk membanjiri pasar Tiongkok dengan si "Bantal Emas" eh "kekuatan tropikal" aka Buah-Buah Tropik. Tentu Buah Tropik yang ditanam dengan sistem yang benar, dipupuk dengan benar, dan dirawat dengan benar, agar menguntungkan. Bukan Buah Tropik di pekarangan, yang dibiarkan tumbuh apa adanya.




Tetap Semangat dan Terus Bergerak.

No comments:

Post a Comment